Dunia dihadapkan realita kondisi alam yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Sepanjang tahun 2022, Indonesia mencetak intensitas bencana alam tertinggi dalam satu dekade ke belakang dengan 95% di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi, yakni bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim yang identik dengan aktivitas manusia (Rofi Ali Majid, KompasTV). Berkaca dari keprihatinan tersebut, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) sejak 2014 berupaya memerangi perubahan iklim dengan misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan. Turut serta melestarikan keanekaragaman Indonesia, Kompas Gramedia menerima kunjungan dari YKAN pada Rabu, 29 Maret 2023 di Ruang Borobudur, Lantai 6 Menara Kompas.
Delegasi dari YKAN dipimpin oleh Penasihat Senior Program Terestrial YKAN Wahjudi Wardjojo, Direktur Program Terestrial YKAN Ruslandi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Purwadi Soeprihanto, Humas Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Herry Prayitno, Direktur Komunikasi YKAN Priscilla Christine, dan Koordinator Digital Komunikasi YKAN Arlinda Fitria.
Sambutan hangat diberikan kepada YKAN dari perwakilan Kompas Gramedia, antara lain GM Communication Management dan Bentara Budaya Ilham Khoiri, Redaktur Pelaksana Kompas.com Amir Sodikin, Reporter Tribunnews.com Danang, Editor in Chief Intisari dan Managing Editor National Geographic Indonesia Mahandis Yoanata Thamrin, Business Manager Male dan Sport Media Gridnetwork Diky Wahyudi Lubis, Asst. Manager Sales Male Media Publisher Hasan Kholilulrahman, dan Head of PR KG Media Arrozi Effendi.
Kunjungan dibuka dengan perkenalan Kompas Gramedia sekaligus jajaran pimpinan yang turut hadir oleh GM Communication Management dan Bentara Budaya Ilham Khoiri. Sebelum mengenalkan YKAN, Penasihat Senior Program Terestrial YKAN Wahjudi Wardjojo membuka pemaparan dengan menyampaikan tonggak dasar pendirian YKAN, yakni atas kepercayaan bahwa hutan alam Indonesia menyimpan jutaan potensi yang luar biasa. Direktur Komunikasi YKAN Priscilla Christine menambahkan, “Seperti yang kita tahu kerusakan alam terus meningkat dari tahun ke tahun. YKAN sejak 2014 hadir dengan berbagai program yang bertujuan untuk mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif. YKAN memiliki program terestrial yang bergerak dalam strategi mengelola SDA berbasis masyarakat, mengelola hutan lestari, perkebunan sawit berkelanjutan, dan mitigasi di tingkat nasional serta subnasional. Selain itu, YKAN memiliki program kelautan guna melindungi kawasan perairan dan memajukan ekonomi biru,” ujarnya.
Mengulik lebih dalam seputar YKAN, Direktur Program Terestrial YKAN Ruslandi menyampaikan, “YKAN selalu menjadikan masyarakat sebagai pusat dari segala aktivitas. Dalam kerangka mitigasi perubahan iklim, YKAN turut berjejaring dengan pemerintah dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Masyarakat tentunya juga menjadi komponen penting, misalnya dengan berfokus dalam mengurangi dampak buruk logging guna mengurangi emisi karbon,” tambahnya.
Menimpali dengan antusiasme yang tinggi Editor in Chief Intisari dan Managing Editor National Geographic Indonesia Mahandis Yoanata Thamrin menyampaikan, “Kami memiliki misi untuk menjembatani antara sains dengan publik, yakni dengan menyuarakan melalui informasi sains yang dibalut agar memikat publik. Oleh karena itu, kolaborasi antara YKAN ke depannya akan semakin mendorong tercapainya misi tersebut.”
Head of PR KG Media Arrozi Effendi turut menambahkan, “Pengarusutamaan pelestarian keanekaragaman hayati telah lama menjadi tugas penting bagi media. Mengenai isu pengelolaan hutan, KG sebelumnya telah melaksanakan berbagai kampanye hingga menggelar konser bertajuk pelestarian alam. Selain itu, KG juga telah menjalankan program pembagian bibit tanaman bersama komunitas aktivis lingkungan. Kunjungan dari YKAN akan membuka potensi kerja sama di waktu mendatang.”
Kegiatan ini merupakan wujud implementasi dari nilai humanis Kompas Gramedia, salah satunya dengan memberikan kontribusi sosial. Kompas Gramedia dan YKAN meyakini bahwa bentang darat dan laut Indonesia tak hanya menyimpan keragaman spesies dan keindahan, tetapi juga menjadi bagian dari akar budaya, menopang kehidupan masyarakat, sekaligus perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pertemuan ini senantiasa menguatkan relasi antarlembaga dan penjajakan potensi kerja sama di masa yang akan datang.
Penulis: Gisella Darfian/KGIC Corp. Communications 2023