LEWOLEBA, LEMBATA, NTT, Minggu, 6 Desember 2020 – Erupsi Gunung Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terus terjadi. Sejak erupsi pertama pada Senin (30/11) lalu hingga Kamis (3/12) dini hari berdasarkan pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berada di Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, tinggi kolom abu masih teramati sekitar 200 meter di atas puncak, dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Atas kondisi ini status gunung api ditetapkan berada pada level III atau ‘Siaga’.
Pemerintah Kabupaten Lembata menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung mulai 29 November 2020 hingga 12 Desember 2020. Sementara itu, data per 2 Desember 2020, pukul 22.00 WIT, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata melaporkan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 7.968 jiwa dan tersebar di 20 titik pos penampungan serta rumah-rumah warga.
Menanggapi bencana yang menimpa saudara-saudari kita tersebut, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan bantuan kemanusiaan dari pembaca Harian Kompas berupa masker, alas tidur, beras, minyak goreng, gula, keperluan pribadi lainnya, serta buku-buku aktivitas anak. Bantuan difokuskan kepada masyarakat yang tinggal di rumah-rumah penduduk (keluarga atau kerabatnya), dengan pertimbangan pengungsi yang berada di posko-posko resmi telah mendapatkan dukungan bantuan logistik dari pemerintah.
Pendistribusian bantuan melalui Gereja Katolik, khususnya 5 paroki di dalam kota (Lewoleba) dan dua paroki di luar kota. Ketujuh paroki tersebut adalah Paroki Fransiskus Asisi Lamahora, Paroki Kristus Raja Wangatoa, Paroki St. Maria Banneux Lewoleba, Paroki Arnoldus Yansen Waikomo, Paroki Fransiskus de Sales Pada, Paroki Waipukang, dan Paroki Hadakewa. Masing-masing paroki akan mendistribusikan bantuan melalui jaringan Lingkungan dan Basisnya. (*)